Minggu, 12 Oktober 2014

batik pacitan

Kabupaten Pacitan terletak di pantai selatan Jawa Timur. Ketandusan wilayah Pacitan yang diimbangi oleh keindahan alam pantai serta gua-gua pra sejarah, sering menjadi tujuan wisata. Pacitan merupakan daerah pantai dengan sedikit areal sawah, sehingga banyak warga yang mata pencahariannya bukan petani. Para wanita lebih banyak mengisi hari dan waktu luangnya dengan membatik.







Jarak tempuh Jakarta menuju Pacitan:+/- 751km


Keindahan alam telah menginspirasi ragam hias dan motif Batik Pacitan, yang sarat dengan simbol-simbol hayati. Motif khas Pacitan berupa buah pace atau mengkudu dan karang laut. Batik klasik buatan Pacitan kini terancam punah karena para pembatiknya sudah memasuki usia renta dan regenerasi masih belum menyamai hasilnya.

 

motif pace/mengkudu

Sentra batik tulis asli Pacitan berada di desa Lorok, Wiyoro kecamatan Ngadirojo, dan wilayah Arjowinangun kota Pacitan. Batik Pacitan, selain terkenal dengan motif pace, ada pula yang disebut dengan batik Lorok, penamaan batik ini disesuaikan dengan daerah pembuatnya yaitu desa Lorok. Pengembangan motif dan variasi batikan terus dilakukan untuk menambah keanekaragam. 







Motif Pace yang menjadi ciri khas Batik Pacitan ditampilkan dengan memadukan motif ukel dan bunga teratai. Dasar blok dengan motif batuan koral mengisi kekosongan ruang di sela-sela motif utama hal ini untuk menampilkan kesan Pacitan yang banyak terdapat batu-batuan. 

Batik Pacitan Motif Pace
motif pace ukel bunga

Salah satu potensi unggulan yang diyakini kedepan akan menjadi komoditas Batik Puri Cokrokembang
utama Pacitan dari sektor ekonomi adalah potensi batik Pacitan. Dan salah satu tempat penghasil batik Khas Pacitan adalah di Kecamatan Ngadirojo atau Lorok. Produk batik dari Kecamatan ini adalah batik puri. Tempat pembuatan batik Puri ini tepatnya di desa cokro kembang kecamatan ngadirojo pacitan, yang jaraknya sekitar 45 Km dari pusat kota Pacitan.


batik puri

Menurut ceritanya, Nama Puri ini sebenarnya diambil dari keluarga Sukatno yang berasal dari Yogyakarta.Pria yang memiliki jiwa seni tinggi dan berprofesi sebagai pengrajin batik sejak tahun 1951 ini mempunyai keluarga yang hobi membatik sebagai profesi keluarga secara turun temurun.
Kondisi ini sedikit banyak membpengaruhi produk batik Puri yang cenderung bernuansa Yogyakarta dan lebih banyak batik tulis tradisional.

Produk Puri mempunyai 21 motif yang diantaranya, parang rusak, parang kusumo, parang klitik, semen romo, parikesit, dele kecer, rawan, gondosuli, truntun, kawung,grompol, sidomulyo, sidomukti, sidoluhur, grinsing, blarak semruet, dinriris, sekar jagat, parang barong, mogo sosro, dan keluwung. Dan seiring dengan perkembangan teknologi dan selera pasar, batik Puri mengembangkan sayapnya tidak hanya batik tulis tradisional saja, melainkan mampu membuat berbagai jenis, motif dan warna sesuai dengan pesanan.


batik puri


batik puri

Beberapa produk rumah batik ini antara lain, bakal baju, tablak meja, slendang, sawalan, sprei dan kain panjang serta ikat kepala dan sarung. Pemasaran batik ini tidak hanya berkutat di kabupaten Pacitan, namun mencapai luar jawa, diantaranya Tanjung pinang, Batan, dan lain sebagainya.

Desa lorok pacitan

Lorok Pacitan Indonesia merupakan suatu kawedanan daerah Pacitan bagian timur yang terdiri dari 3 kecamatan yaitu kec Tulakan, kec Ngadirojo dan kec Sudimoro.Daerah ini merupakan daerah pesisir laut selatan.Daerah pantai yang sedikit areal sawah, sehingga banyak warga yang mata pencahariannya bukan petani.

Para wanita lebih banyak mengisi hari dan waktu luangnya dengan membatik.Batik Lorok Pacitan diera tahun 1960 sudah terkenal karena kehalusan batikannya. Cecek-ceceknya yang kecil dan rumit menandakan sangat hati-hati dalam pembuatannya.Motif dan desainnya lebih mengarah ke jenis batik petani yaitu berupa motif tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada disekitar daerah pertanian.

 


 Gambar masih sederhana hal ini para pendesain masih belum begitu mahir dalam menggambar .Pewarnaan pada batik Lorok pada masa itu sangat dipengaruhi oleh batik Jogja dan Solo yaitu warna biru nila, dan coklat soga. Pada masa itu hanya ada 3 kelompok pengrajin yang memproduksi batik. Sayangnya batik- batik ini semakin surut di era tahun 1980 , hal ini disebabkan begitu derasnya batik printing yang masuk kedaerah Pacitan, dan semakin berkurangnya pemakai batik.

Di tahun 1960 batik Lorok di pakai oleh para wanita untuk kain panjang, namun semakin tahun berganti para wanita sudah jarang yang menggunakan kain panjang , mereka memakai kain panjang hanya di beberapa kesempatan utamanya pada saat hajatan.














































Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 1980 sedikit mengalami perubahan, perubahan yang menonjol adalah fungsi batik-batik yang diproduksi pada masa itu. Bergesernya penggunaan batik yang semula untuk kain panjang menjadi bahan baju baik pria maupun wanita. Motif , corak dan warna yang dibuat mengarah pada motif-motif tektil yang ada di pasaran. Detail pada batik belum seberapa diperhatikan , hal ini disebabkan permintaan pasar pada waktu itu menginginkan batik yang berharga murah dan cepat pembuatannya. Pemerintah pada saat itu juga berperan dalam melatih dan mengembangkan batik Lorok, mulai dari pelatihan pewarnaan sampai pada kegiatan pameran.Permintaan batik untuk bahan baju semakin meningkat,utamanya permintaan dari pulau Bali.Namun pemasaran ke Bali surut drastis setelah pulau Bali diguncang bom.






























Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 1990 an , masih seperti diera tahun 1980an . Motif sederhana, pembuatan relatif cepat, belum seberapa memperhatikan kwalitas batikan.Variasi motif sudah mulai berkembang hal ini disebabkan pengaruh dari batik-batik lain daerah. 


 





























Batik Lorok Pacitan Indonesia di era 2000 an , sudah mulai menampakkan eksistensinya, pengrajin muda dan baru mulai bermunculan. Mereka rata-rata para lulusan perguruan tinggi yang bersedia kembali kedaerah dan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan batik Lorok. Motif dan variasi batikan sudah mulai muncul dan beragam. Para seniman-seniman dengan senanghati mulai mendesain motif-motif batik yang baru. Salah satu even penting tahun 2002 diselenggarakannya lomba desain batik khas Pacitan dan tahun 2003diselenggarakannya acara batik kolosal sepanjang 400 meter yang berhasil mencatat rekor MURI. Batik Lorok hingga kini terus berkembang, menjadikan daerah Lorok yang semula tidak pernah terdengar oleh daerah luar sekarang sudah mulai diperhitungkan.Batik-batik yang bernuansa alamidengan detail yang halus sudah mulai bermunculan, seniman ( pendesain ), pembatik, berusaha keras untuk menyamakan mutu dan kwalitas batik Lorok dengan batik-batik dari lain daerah. Ditunjang dengan masuknya saran informasi yang mudah sehingga para pembeli tidak repot datang ke Lorok, mereka bisa mengakses lewat internet.













































Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 2010 sudah mulai menampakkan keindahan. Para pembatik muda ( ibu-ibu muda, remaja lulusan SLTA ) sudah mulai trampil membatik.Ada dua jenis batik yang dibuat di era tahun ini yaitu, batik pewarna alam dan batik klasik modern yang seperti pada gambar diatas.

Batik klasik modern dibuat seperti layaknya batik Lorok tempo dulu, yaitu dengan cara pewarnaan menggunakan wedel ( nilo ) lalu dilorot , dibatik lagi, di soga lalu dilorot lagi. sentuhan modernnya berupa coletan warna merah ( rapid )dan pemberian warna kuning ( sol )pada bagian obyek tertentu.

Desain batik juga dibuat lebih kontemporer mengikuti perkembangan jaman, namun tidak meninggalkan ciri khas batik lorok yang berupa motif flora dan fauna yang berada di lingkungan daerah Lorok Pacitan.Batik ini diproduksi oleh Batik Tengah Sawah Ngadirojo Pacitan, lokasi di Kec Ngadirojo 32 km kearah timur Pacitan















































Motif batik pacitan lainnya




























Batik banyak menampilkan sisi dari kehidupan rakyat setempat,alam dan budaya tentunya.Batik dibuat sebagai tambahan penghasilan hidup dan kebutuhan pakaian sesehari.

Beragam batik yang ditampilkan dengan seribu makna dan arti,sungguh hasil karya yang patut diacungkan jempol.Bagi para pembatik adalah sebagai mata pencaharian tetapi di mata bangsa batik adalah identitas diri dan cerita dari budaya dan kehidupan rakyat setempat.



Terimakasih untuk seluruh narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu selain kata mempertahankan budaya batik sebagai warisan bangsa yang tidak ternilai.

Sampai berjumpa di blog kami lainnya dan tentunya masih di batik cantik warisan bangsa.

Salam hangat,

Dave Tjoa


KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI: batikantikbatiklawas.blogspot.com






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar