kampung batik jetis, kampung pengrajin batik tulis sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo terletak di sebelah selatan kota Surabaya, terkenal dengan kerupuk udang, terasi, petis dan ikan bandengnya. Sejak terjadinya bencana luapan lumpur Lapindo, masyarakat Indonesia bahkan dunia kini tidak merasa asing dengan Kabupaten Sidoarjo. Seperti daerah pesisir lainnya, sebagian masyarakat Sidoarjo juga merupakan pengerajin batik tulis.
Jarak tempuh Jakarta-Sidoarjo: 819 km
Sejarah Kampoeng Batik Jetis
Menurut sejarah, batik tulis tradisional di Sidoarjo ini berpusat di Jetis sejak tahun 1675. Batik ini mula-mula diajarkan oleh Mbah Mulyadi yang konon merupakan keturunan raja Kediri yang lari ke Sidoarjo. Bersama para pengawalnya, Mbah Mulyadi mengawali berdagang di PASAR KAGET yang kini dikenal dengan nama PASAR JETIS.
Seiring dengan perkembangan penduduk, serta kian ramainya perdagangan di Pasar Jetis, kawasan ini banyak didatangi para pedagang dari luar daerah, terutama pedagang asal MADURA. Para pedagang Madura ini sangat menyukai batik tulis buatan warga Jetis. Namun sayang, perkembangan Batik Jetis pada waktu itu tidak ada generasi yang mau melanjutkan perkembangan usaha ini.
Pada tahun 1950-an usaha batik Jetis didirikan lagi oleh seorang wanita yang bernama Widiarsih (Bu Wida) dan banyak warga kampung Jetis waktu itu masih menjadi pekerjanya. Usaha batik tulis Widiarsih pada waktu itu telah menjadi perusahaan terbesar di kampung Jetis, sekaligus banyak yang mengakui kalau bisnisnya menjadi bisnis batik tertua di kampung Jetis.
Pada tahun 1970-an, para mantan pekerja Widiarsih akhirnya memberanikan diri untuk membuat serta membuka bisnis batik tulis sendiri dirumahnya, yang akhirnya menjadi usaha masyarakat rumahan batik Jetis tulis ini. Dari sinilah usaha batik mulai menjadi usaha rumahan masyarakat Jetis. Usaha tersebut kemudian juga menjadi mata pencaharian utama mereka selama bertahun-tahun hingga sekarang.
Sejak tahun 1975, Batik Jetis terkenal sebagai batik yang memiliki ciri khas warna berani seperti merah, kuning, hijau dan biru. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta berwarna coklat atau sogan.
Ciri, motif dan warna batik asli Sidoarjo
Awalnya, batik asli Sidoarjo mempunyai motif beras utah, kembang bayem, dan kebun tebu. Motif Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan pangan terutama padi yang ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk Sidoarjo yang relative kecil waktu itu, kelebihan beras tersebut tentu akan dilimpahkan ke daerah lain. Motif Kebun Tebu ini terkait dengan Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula terbesar. Motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam di daerah pedesaan Sidoarjo. Tanaman tersebut sangat mudah dijumpai di sekitar rumah penduduk, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar.
Dari segi warna, awalnya batik asli Sidoarjo tidak begitu mencolok cenderung berwarna gelap (cokelat) dan motifnya tidak ada yang memakai binatang. Namun, karena konsumen kebanyakan masyarakat Madura, maka pengrajin batik Sidoarjo pun mengikuti permintaan tersebut. Sehingga, muncullah warna-warna mencolok seperti merah, biru, hijau, hitam dan sebagainya. Karena itulah, Sidoarjo juga terkenal dengan batik motif Madura.
Dari segi gambar batik asli Sidoarjo juga berkembang beberapa motif yaitu burung merak dari samping dengan sayap menutup, kupu-kupu, bunga kenongo, kembang bayem dengan latarnya bermotif beras utah, cecekan, dan sunduk kentang.
Konsumen Batik
Sidoarjo juga kebanyakan masyarakat Madura, maka pengrajin batik
Sidoarjo pun mengikuti permintaan pasar. Sehingga, muncullah warna-warna
mencolok seperti merah, biru, hitam dan sebagainya. Proses pembatikan
masih dikerjakan secara traditional yaitu batik tulis dengan proses
pewarnaan menggunakan warna alam.
Batik sidoarjo yang mendapat pengaruh batik madura
Batik sidoarjo yang mendapat pengaruh batik madura
Ragam dan corak batik sidoarjo
Batik sidoarjo memang hampir mempunyai motif dan warna yang hampir mirip dengan batik madura,walaupun demikian batik sidoarjo memiliki pakem tersendiri.
Batik dengan warna yang berani dan memperlihatkan ciri khas yang menyolok dan ceria,menjadi trade mark dari batik sidoarjo,walaupun tatahan batik kadang terlihat kasar tetapi memiliki nilai artistik tersendiri.Seperti lukisan abstrak beraliran bebas,tidak ada yang membatasi kreatifitas pembatik dalam menoreh canting.
Terimakasih untuk seluruh narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu selain kata mari mensukseskan bersama kecintaan akan batik warisan leluhur mahakarya anak bangsa.
Sampai berjumpa pada blog kami selanjutnya dan tentunya masih di batik cantik warisan bangsa.
Salam hangat,
Dave Tjoa
KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI: batikantikbatiklawas.blogspot.com
suka blog ini <3
BalasHapushalo sonny terimakasih anda telah mengunjungi blog kami,semoga informasi diatas bisa bermanfaat untuk anda,salam hangat dari kami.
Hapusinfo nya sangat bermanfaat...
BalasHapusKampung Batik Giriloyo