Kabupaten Pacitan terletak di pantai
selatan Jawa Timur. Ketandusan wilayah Pacitan yang diimbangi oleh
keindahan alam pantai serta gua-gua pra sejarah, sering menjadi tujuan
wisata. Pacitan merupakan daerah pantai dengan sedikit areal sawah,
sehingga banyak warga yang mata pencahariannya bukan petani. Para wanita
lebih banyak mengisi hari dan waktu luangnya dengan membatik.
Jarak tempuh Jakarta menuju Pacitan:+/- 751km
Keindahan alam telah menginspirasi ragam
hias dan motif Batik Pacitan, yang sarat dengan simbol-simbol hayati.
Motif khas Pacitan berupa buah pace atau mengkudu dan karang laut. Batik
klasik buatan Pacitan kini terancam punah karena para pembatiknya sudah
memasuki usia renta dan regenerasi masih belum menyamai hasilnya.
motif pace/mengkudu
Sentra batik tulis asli Pacitan berada
di desa Lorok, Wiyoro kecamatan Ngadirojo, dan wilayah Arjowinangun kota
Pacitan. Batik Pacitan, selain terkenal dengan motif pace, ada pula
yang disebut dengan batik Lorok, penamaan batik ini disesuaikan dengan
daerah pembuatnya yaitu desa Lorok. Pengembangan motif dan variasi
batikan terus dilakukan untuk menambah keanekaragam.
Motif Pace yang menjadi ciri khas Batik
Pacitan ditampilkan dengan memadukan motif ukel dan bunga teratai. Dasar
blok dengan motif batuan koral mengisi kekosongan ruang di sela-sela
motif utama hal ini untuk menampilkan kesan Pacitan yang banyak terdapat
batu-batuan.
motif pace ukel bunga
Salah satu potensi unggulan yang diyakini kedepan akan menjadi komoditas Batik Puri Cokrokembang
utama Pacitan dari sektor ekonomi adalah potensi batik Pacitan. Dan
salah satu tempat penghasil batik Khas Pacitan adalah di Kecamatan
Ngadirojo atau Lorok. Produk batik dari Kecamatan ini adalah batik puri.
Tempat pembuatan batik Puri ini tepatnya di desa cokro kembang
kecamatan ngadirojo pacitan, yang jaraknya sekitar 45 Km dari pusat kota
Pacitan.batik puri
Menurut ceritanya, Nama Puri ini sebenarnya diambil dari keluarga Sukatno yang berasal dari Yogyakarta.Pria yang memiliki jiwa seni tinggi dan berprofesi sebagai pengrajin batik sejak tahun 1951 ini mempunyai keluarga yang hobi membatik sebagai profesi keluarga secara turun temurun.
Kondisi ini sedikit banyak membpengaruhi produk batik Puri yang cenderung bernuansa Yogyakarta dan lebih banyak batik tulis tradisional.
Produk Puri mempunyai 21 motif yang diantaranya, parang rusak, parang kusumo, parang klitik, semen romo, parikesit, dele kecer, rawan, gondosuli, truntun, kawung,grompol, sidomulyo, sidomukti, sidoluhur, grinsing, blarak semruet, dinriris, sekar jagat, parang barong, mogo sosro, dan keluwung. Dan seiring dengan perkembangan teknologi dan selera pasar, batik Puri mengembangkan sayapnya tidak hanya batik tulis tradisional saja, melainkan mampu membuat berbagai jenis, motif dan warna sesuai dengan pesanan.
batik puri
batik puri
Beberapa produk rumah batik ini antara lain, bakal baju, tablak meja, slendang, sawalan, sprei dan kain panjang serta ikat kepala dan sarung. Pemasaran batik ini tidak hanya berkutat di kabupaten Pacitan, namun mencapai luar jawa, diantaranya Tanjung pinang, Batan, dan lain sebagainya.
Desa lorok pacitan
Lorok Pacitan Indonesia merupakan suatu kawedanan daerah Pacitan bagian
timur yang terdiri dari 3 kecamatan yaitu kec Tulakan, kec Ngadirojo dan
kec Sudimoro.Daerah ini merupakan daerah pesisir laut selatan.Daerah
pantai yang sedikit areal sawah, sehingga banyak warga yang mata
pencahariannya bukan petani.
Para wanita lebih banyak mengisi hari dan waktu luangnya dengan membatik.Batik Lorok Pacitan diera tahun 1960 sudah terkenal karena kehalusan batikannya. Cecek-ceceknya yang kecil dan rumit menandakan sangat hati-hati dalam pembuatannya.Motif dan desainnya lebih mengarah ke jenis batik petani yaitu berupa motif tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada disekitar daerah pertanian.
Gambar masih sederhana hal ini para pendesain masih belum begitu mahir dalam menggambar .Pewarnaan pada batik Lorok pada masa itu sangat dipengaruhi oleh batik Jogja dan Solo yaitu warna biru nila, dan coklat soga. Pada masa itu hanya ada 3 kelompok pengrajin yang memproduksi batik. Sayangnya batik- batik ini semakin surut di era tahun 1980 , hal ini disebabkan begitu derasnya batik printing yang masuk kedaerah Pacitan, dan semakin berkurangnya pemakai batik.
Di tahun 1960 batik Lorok di pakai oleh para wanita untuk kain panjang, namun semakin tahun berganti para wanita sudah jarang yang menggunakan kain panjang , mereka memakai kain panjang hanya di beberapa kesempatan utamanya pada saat hajatan.
Para wanita lebih banyak mengisi hari dan waktu luangnya dengan membatik.Batik Lorok Pacitan diera tahun 1960 sudah terkenal karena kehalusan batikannya. Cecek-ceceknya yang kecil dan rumit menandakan sangat hati-hati dalam pembuatannya.Motif dan desainnya lebih mengarah ke jenis batik petani yaitu berupa motif tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada disekitar daerah pertanian.
Gambar masih sederhana hal ini para pendesain masih belum begitu mahir dalam menggambar .Pewarnaan pada batik Lorok pada masa itu sangat dipengaruhi oleh batik Jogja dan Solo yaitu warna biru nila, dan coklat soga. Pada masa itu hanya ada 3 kelompok pengrajin yang memproduksi batik. Sayangnya batik- batik ini semakin surut di era tahun 1980 , hal ini disebabkan begitu derasnya batik printing yang masuk kedaerah Pacitan, dan semakin berkurangnya pemakai batik.
Di tahun 1960 batik Lorok di pakai oleh para wanita untuk kain panjang, namun semakin tahun berganti para wanita sudah jarang yang menggunakan kain panjang , mereka memakai kain panjang hanya di beberapa kesempatan utamanya pada saat hajatan.
Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 1980 sedikit mengalami
perubahan, perubahan yang menonjol adalah fungsi batik-batik yang
diproduksi pada masa itu. Bergesernya penggunaan batik yang semula untuk
kain panjang menjadi bahan baju baik pria maupun wanita. Motif , corak
dan warna yang dibuat mengarah pada motif-motif tektil yang ada di
pasaran. Detail pada batik belum seberapa diperhatikan , hal ini
disebabkan permintaan pasar pada waktu itu menginginkan batik yang
berharga murah dan cepat pembuatannya. Pemerintah pada saat itu juga
berperan dalam melatih dan mengembangkan batik Lorok, mulai dari
pelatihan pewarnaan sampai pada kegiatan pameran.Permintaan batik untuk
bahan baju semakin meningkat,utamanya permintaan dari pulau Bali.Namun
pemasaran ke Bali surut drastis setelah pulau Bali diguncang bom.
Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 1990 an , masih seperti diera tahun 1980an . Motif sederhana, pembuatan relatif cepat, belum seberapa memperhatikan kwalitas batikan.Variasi motif sudah mulai berkembang hal ini disebabkan pengaruh dari batik-batik lain daerah.
Batik Lorok Pacitan Indonesia di era 2000 an , sudah mulai menampakkan
eksistensinya, pengrajin muda dan baru mulai bermunculan. Mereka
rata-rata para lulusan perguruan tinggi yang bersedia kembali kedaerah
dan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan batik Lorok. Motif dan
variasi batikan sudah mulai muncul dan beragam. Para seniman-seniman
dengan senanghati mulai mendesain motif-motif batik yang baru. Salah
satu even penting tahun 2002 diselenggarakannya lomba desain batik khas
Pacitan dan tahun 2003diselenggarakannya acara batik kolosal sepanjang
400 meter yang berhasil mencatat rekor MURI. Batik Lorok hingga kini
terus berkembang, menjadikan daerah Lorok yang semula tidak pernah
terdengar oleh daerah luar sekarang sudah mulai
diperhitungkan.Batik-batik yang bernuansa alamidengan detail yang halus
sudah mulai bermunculan, seniman ( pendesain ), pembatik, berusaha keras
untuk menyamakan mutu dan kwalitas batik Lorok dengan batik-batik dari
lain daerah. Ditunjang dengan masuknya saran informasi yang mudah
sehingga para pembeli tidak repot datang ke Lorok, mereka bisa mengakses
lewat internet.
Batik Lorok Pacitan Indonesia di era tahun 2010 sudah mulai menampakkan keindahan. Para pembatik muda ( ibu-ibu muda, remaja lulusan SLTA ) sudah mulai trampil membatik.Ada dua jenis batik yang dibuat di era tahun ini yaitu, batik pewarna alam dan batik klasik modern yang seperti pada gambar diatas.
Batik klasik modern dibuat seperti layaknya batik Lorok tempo dulu, yaitu dengan cara pewarnaan menggunakan wedel ( nilo ) lalu dilorot , dibatik lagi, di soga lalu dilorot lagi. sentuhan modernnya berupa coletan warna merah ( rapid )dan pemberian warna kuning ( sol )pada bagian obyek tertentu.
Desain batik juga dibuat lebih kontemporer mengikuti perkembangan jaman, namun tidak meninggalkan ciri khas batik lorok yang berupa motif flora dan fauna yang berada di lingkungan daerah Lorok Pacitan.Batik ini diproduksi oleh Batik Tengah Sawah Ngadirojo Pacitan, lokasi di Kec Ngadirojo 32 km kearah timur Pacitan
Motif batik pacitan lainnya
Batik banyak menampilkan sisi dari kehidupan rakyat setempat,alam dan budaya tentunya.Batik dibuat sebagai tambahan penghasilan hidup dan kebutuhan pakaian sesehari.
Beragam batik yang ditampilkan dengan seribu makna dan arti,sungguh hasil karya yang patut diacungkan jempol.Bagi para pembatik adalah sebagai mata pencaharian tetapi di mata bangsa batik adalah identitas diri dan cerita dari budaya dan kehidupan rakyat setempat.
Terimakasih untuk seluruh narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu selain kata mempertahankan budaya batik sebagai warisan bangsa yang tidak ternilai.
Sampai berjumpa di blog kami lainnya dan tentunya masih di batik cantik warisan bangsa.
Salam hangat,
Dave Tjoa
KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI: batikantikbatiklawas.blogspot.com
Sampai berjumpa di blog kami lainnya dan tentunya masih di batik cantik warisan bangsa.
Salam hangat,
Dave Tjoa
KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI: batikantikbatiklawas.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar