Cirebon kota perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.Kota yang selalu sibuk dan dikenal sebagai kota persinggahan melepas lelah ,sebelum melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah.Kota persimpangan yang selalu padat kendaraan pada musim mudik lebaran tiba.
Kota penghasil udang dengan sejarah panjangnya dalam penyebaran agama islam,riwayat panjang masa kesultanan Cirebon yang megah ,semua itu telah menjadikan kota ini menarik banyak pendatang asing sejak dulu. Cirebon sudah menjadi perpaduan akulturasi budaya/melting pot dari beragam budaya baik dari pedagang asing,bangsa Tiongkok,Arab,Belanda dan lainnya.
Berlokasi di utara pantai Jawa ,menjadikan lokasi Cirebon adalah kota yang sangat strategis untuk perdagangan dan lalu lintas hilir mudik ke perbagai kota di sentra Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Jarak tempuh Jakarta-Cirebon 231 km
Berkendaraan dapat ditempuh selama 4 jam
Selain penganannya dan hasil laut,cirebon adalah kota pengahasil batik yang mempunyai sejarah panjang sejak jaman kesultanan Cirebon.
Batik Trusmi Cirebon mulai ada sejak abad ke 14. suatu daerah dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga menebang tumbuhan tersebut namun secara seketika kemudian tumbuhan itu tumbuh kembali. Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi.
Asal mulanya Sultan kraton menyuruh orang trusmi untuk membuat batik seperti miliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya di perbolehkan melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah dia buat.Ketika itu orang trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada Sultan,yang kemudian di bungkuslah kedua batik itu (batik yang asli dengan batik buatannya/duplikat).
Orang trusmi kemudian menyuruh sultan untuk memilih batik yang asli namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik duplikat tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya. sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangat apik, tanpa membawa contoh batik yang aslinya dapat membuat batik yang sama persis.
sumber:sekhuanwareko-batiktrusmi2012
lokasi desa trusmi
sumber:mapdesatrusmicirebon
sumber:mapdesatrusmicirebon
sumber:femalekompas.com
sumber:wwwindonesia village.com
sumber:articlewn.com
sumber:wisatakompasiana.com
Di desa Trusmi dan sekitarnya terdapat
lebih dari 1000 tenaga kerja atau pengrajin batik. Tenaga kerja batik
tersebut berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar desa Trusmi,
seperti dari desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali dan Kalitengah.
sumber:archivekaskus.co.idmegamendungbatiktrusmi
Keunggulan batik Cirebon
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh batik Cirebon adalah sbb:
a) Desain batik Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
b) Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
c) Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
d) Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).
e) Warna-warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
f) Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng).
Masih dengan batik Cirebonan, namun mempunyai ciri yang berbeda dengan yang sebelumnya yaitu kelompok batik Cirebonan Pesisiran. Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh batik Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkimpoian etnis yang berbeda (asimilasi), maka batik Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh budaya dari luar yang dibawa oleh pendatang. Sehingga batik Cirebon yang satu ini lebih cenderung untuk bisa memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna.
a) Desain batik Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
b) Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
c) Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
d) Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).
e) Warna-warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
f) Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng).
Masih dengan batik Cirebonan, namun mempunyai ciri yang berbeda dengan yang sebelumnya yaitu kelompok batik Cirebonan Pesisiran. Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh batik Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Pada daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing yang singgah, berlabuh hingga terjadi perkimpoian etnis yang berbeda (asimilasi), maka batik Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh budaya dari luar yang dibawa oleh pendatang. Sehingga batik Cirebon yang satu ini lebih cenderung untuk bisa memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna.
sumber:archivekaskus.co.id.batikmegamendungbatikcirebon
Beragam batik yang dihasilkan di desa trusmi, tetapi ada satu jenis batik yang khas dan populer dari kota Cirebon yaitu batik mega mendung.
sumber:workshopbatikcirebon.blogspot.com
Sebagai
suatu karya seni, megamendung identik dan bahkan menjadi ikon batik
pesisiran Cirebon. Batik ini memiliki kekhasan yang tidak dijumpai di
daerah-daerah pesisir penghasil batik lain di utara Jawa seperti
Indramayu, Pekalongan, maupun Lasem.
sumber:blogbatikmuda.blogspot.com
Kekhasan
megamendung atau “awan-awanan” tidak saja pada motifnya yang berupa
gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas seperti biru dan merah,
tetapi juga pada nilai-nilai filosofi yang terkandung pada motifnya. Hal
ini sangat erat berkaitan dengan sejarah lahirnya batik secara
keseluruhan di Cirebon.
Belum
jelas, kapan batik menjadi tradisi di daerah pesisir pantura. Dari
beberapa penuturan, sejarah batik di Cirebon terkait erat dengan proses
asimilasi budaya serta tradisi ritual religius. Prosesnya berlangsung
sejak Sunan Gunung Djati menyebarkan Islam di Cirebon sekitar abad
ke-16.
sekelumit sejarah Cirebon
Pernikahan
Putri Ong Tien dan Sunan Gunung Djati merupakan ’pintu gerbang’
masuknya budaya dan tradisi Tiongkok (Cina) ke keraton. Ketika itu,
keraton menjadi pusat kosmik sehingga ide atau gagasan, pernik-pernik
tradisi dan budaya Cina yang masuk bersama Putri Ong Tien menjadi pusat
perhatian para seniman Cirebon. “Pernik-pernik Cina yang dibawa Putri
Ong Tien sebagai persembahan kepada Sunan Gunung Djati, menjadi
inspirasi seniman termasuk pembatik. Keramik
Cina, porselen, atau kain sutra dari zaman Dinasti Ming dan Ching yang
memiliki banyak motif, menginspirasi seniman Cirebon. Gambar simbol
kebudayaan Cina, seperti burung hong (phoenix), liong (naga), kupu-kupu,
kilin, banji (swastika atau simbol kehidupan abadi) menjadi akrab
dengan masyarakat Cirebon. Para pebatik keraton menuangkannya dalam
karya batik. Salah satunya motif megamendung.
keramik Tiongkok menghiasi tembok kasepuhan Cirebon
keramik menghiasi salah satu tembok dari keraton kasepuhan Cirebon
sumber:intisari-online.com
keramik tiongkok menghiasi makan sunan gunung jati,keramik konon dibawa oleh putri ong tien dari tiongkok.sumber:www.indonesia kaya.com
sumber:wahanasumbertourtravel.com
sumber:tugaskab.blogspot.com
sumber:tugaskab.blogspot.com
Perbedaan motif awan tiongkok dan Cirebon
Pada megamendung, garis-garis awan motif Cina berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan megamandung Cirebon cenderung lonjong, lancip, dan berbentuk segitiga. Ini yang membedakan motif awan Cina dan Cirebon
sumber:id.wikipedia.org.kota/cirebon
Motif
Cina hanya sebagai inspirasi. Seniman batik cirebon kemudian
mengolahnya dengan cita rasa
masyarakat setempat yang beragama Islam.
Dari situ, lahirlah motif batik dengan ragam hias dan keunikan khas,
seperti Paksi Naga Liman, Wadasan, Banji, Patran Keris, Singa Payung,
Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, dan yang paling dikenal ialah
megamendung.
sumber:blesak.wordpres.comsejarah/batik/cirebon/megamendung
Arti dan makna batik mega mendung
Motif Mega Mendung memiliki makna ; melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
sumber:mustofaalmahmud.blogspot.com
Pada bentuk mega mendung, bisa kita lihat garis lengkung dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) yang menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun).
Hal itu kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar atau menjalani kehidupan sosial agama). Pada akhirnya, membawa dirinya memasuki dunia baru menuju ke dalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) dan pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Dengan demikian, kita bisa lihat bentuk mega mendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil, tetapi tidak boleh terputus.
Terlepas dari makna filosofis bahwa mega mendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehingga bentuknya harus menyatu, sisi produksi memang mengharuskan bentuk garis lengkung mega mendung bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pewarnaan bisa lebih mudah.
sumber:senirupaterapanbatik.blogspot.com
Ragam,corak dan warna batik mega mendung
Mega mendung dalam acara fashion week London,Inggris designer Julien Mc.Donald
Mega mendung di pakai miss Indonesia 2009 dalam acara miss world 2010
miss.qory sandioriva
miss Indonesia 2009 qory sandioriva
Mega mendung busana keseharian
Mega mendung aksesoris pelengkap berbusana berupa tas
Tidak kah kita berbangga hati melihat kain sederhana seperti mega mendung dapat melanglang ke negri barat,melambaikan karya dari tangan sederhana yang penuh dengan dedikasi tinggi.Menoreh malam,meniti karya,keindahan batik mega mendung memukau banyak orang.
Demikian pemaparan seputar batik megamendung semoga bermanfaat,terimakasih untuk semua sumber yang saya tidak dapat sebutkan satu per satu.Bersama kita melestarikan warisan leluhur kita yang begitu tekun dalam mengerjakan batik mega mendung.
Terimakasih dan sampai berjumpa kembali di blog yang sama dan tentunya masih dalam pemaparan batik cantik warisan bangsa.
Salam hangat,
Dave Tjoa
KUNJUNGI BLOG BERJUALAN BATIK LAWAS KAMI DI:batikantikbatiklawas.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar