menilik warisan bangsa
batik tulis alusan Cirebonan sekar jagatan bunga
Perjalanan kali ini terasa berbeda dengan perjalanan sebelumnya...mungkin karena sudah terbiasa melakukan perjalanan hanya seorang diri... tetapi yang menjadikan beda karena bepergian dengan serombongan ibu-ibu dan pemudi yang gemar batik dengan segala hingar- bingar dan kehebohannya, menambah suasana semakin semangat dan ceria.
batik tulis cirebonan motif lawas merak bunga
Cirebon adalah kota tujuan yang dipilih rombongan kali ini .Cirebon terbilang cukup dekat dengan Jakarta dan hanya memakan waktu 3 jam menggunakan transportasi darat kereta api.Biaya yang cukup terjangkau dan prasarana yang baik membuat perjalanan bertambah sempurna.
batik tulis cirebonan motif lawas merak bunga tabur
Kami berangkat pagi dari Jakarta dan tiba di Cirebon tepat waktu untuk sarapan pagi yaitu mencicipi nasi jamblang dipusat kota. Senangnya kami memilih makanan dan para ibu pun terlihat sibuk memilih apa saja yang mereka suka.Terasa sudah bertenaga dan perut kenyang kami melanjutkan perjalanan ke desa perajin batik Trusmi.
sarapan bersama
Kami singgah di salah satu pembatik di Trusmi untuk melihat karya batik yang begitu indah.Kami disambut baik oleh pemilik langsung dari pembatik sambil dihidangkan cemilan dan minuman sebagai wejangan ringan. Seperti biasanya... para ibu pun bersemangat memilih dan memilah semua batik yang bertumpuk dalam rak...di tebar...di bentang...di lilit...semua cara dipakai untuk melihat dan memilih mana yang akan dibawa pulang.
Tidak sedikit juga yang terilhat kebingungan untuk membeli batik yang sesuai dengan harga dan pilihan.Maklum harga batik tulis boleh dibilang cukup mahal mulai dari 1 juta-an sampai puluhan juta.Harga yang fantastis bukan...tetapi jika ditelaah lebih dalam, harga tersebut sesuai dengan proses pembuatannya yang tidak semudah kita bayangkan.Proses pembuatan dengan segala teknik dan kehalusannya bisa memakan waktu 8 bulan sampai tahunan.
Batik bertaburan dimana-mana, suasana dan suara gaduh para ibu dan pemudi membuat saya teringat seperti di pasar kain Bringharjo,Jogjakarta.Tertawa,memilah dan saling melirik kain yang dipilih, sudah menjadi taktik hebat para ibu jika berbelanja.Saya senang sekali melihat antusias mereka yang tinggi terhadap batik.Ya...kalau bukan kita sendiri yang menghargai dan melestarikan batik...siapa lagi...
Tidak cukup hanya membeli kami pun beranjak ke gerai pembuatan batik tepat di belakang rumah.Wahhh...panasnya luar biasa...tidak terbayangkan... hati kecil saya terusik melihat ketekunan dan ketelitian para pembatik yang dengan tenangnya menitik satu persatu corak. Saya benar-benar terharu melihat mereka yang begitu berdedikasi tinggi dalam menoreh canting.Luar biasa dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi walaupun udara cukup panas.
Seperti ulasan batik saya sebelumnnya saya selalu menghargai para pembatik kita.Terkadang walaupun tanpa edukasi khusus dan hanya mengandalkan tuntunan dari pembatik sebelumnya tetapi mereka dapat menghasilkan karya luar biasa yang memanjakan mata bagi para pecinta batik.
merasakan untaian karya pembatik
Tanpa terasa waktupun cepat berlalu...kami merampungkan segala aktivitas belanja dan bersiap untuk kembali ke Jakarta.Sore hari kami sudah tiba kembali di stasiun kereta menunggu kereta yang akan mengantarkan kami kembali ke Jakarta.
batik tulis cirebonan sekar jagatan gadis jepun
Segudang cerita,kelakar dan petualangan di Cirebon...mewarnai bilik hati kami masing-masing yang tidak akan terlupakan.Selama kecintaan akan batik masih ada...selama para pewaris pekerjaan batik tidak berhenti ...dan selama para penerus muda membatik masih ada....batik niscaya tidak akan tergeser oleh ruang dan waktu.
teliti,telaten dan sabar adalah kunci sukses keberhasilan membatik
Warisan bangsa,buah tangan mahakarya yang tidak ternilai,keindahan yang luar biasa,ketekunan yang menjadi ciri khas para pembatik.....semua dinyatakan dalam selembar kain yang ditoreh... batik tulis.Salam hangat,
Dave Tjoa